Berlari mengejar angin
Kesampaian gunung terdaki
Kupegang erat temali
Menggapai matahari
Tibalah waktu kejayaan
Puncak ada di telapak kaki
Berganti angin mengejar diri
Membawa dingin yang berapi-api
Tapi waspada selalu siaga
Jangan kacang lupa kulitnya
Tetap memberi pada sesama
Karna mungkin saatnya tiba
Tatkala titipan diambil si empunya
Dan sang badai tak kunjung reda
Kelam mencekam dalam ketakutan
Saat itulah kita tahu makna
Akan segala tindak tanduk
Serta rencana dan lintasan hati
Arti diri disesali
Mengapa tak menghamba sejak dini
Dia ingin sekali kembali
Untuk menambal perahu berlubang
Lalu Menanam sebatang pohon
Namun semuanya terlambat sudah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar