18 Feb 2008

MENYESALI MAKSIAT SEBELUM MELAKUKANNYA


Waktu acara mabit kemarin (16 February 2008) aku bertanya kepada pembicara ,ust Bukhari Yusuf. wahai ustadz saya ingin bertanya tentang penyesalan terhadap maksiat yang dilakukan . seringkali manusia menyesali suatu perbuatan maksiat setelah perbuatan tersebut dilakukan. Hal ini sebenarnya masih lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hatinya sudah tidak merasakan getaran –getaran penyesalan itu setelah melakukan maksiat. Namun alangkah baiknya jika kita bisa menyesali suatu maksiat sebelum kita melakukannya. Sehingga kita tidak perlu repot-repot mengotori buku catatan amal kita dengan maksiat maksiat yang lebih banyak lagi. Bagaimanakah seharusnya kita memandang suatu maksiat agar terhindar darinya?

Aku sebenarnya menerka-nerka apa yang akan menjadi jawaban sang ustadz, tetapi masyaAllah ternyata sang ustadz memberi kan jawaban dari prespektif yang tidak kusangka-sangka.

Sang Ustadz menjawab dengan kisah yang terjadi pada zaman Rasulullah saw. Pada suatu hari Abu Bakar AsShidiq RA ketika telah menjadi khalifah pernah dihidangi satu bejana berisi susu segar oleh pembantunya. Ketika susu itu sampai dimulut beliau tiba-tiba saja beliau muntah sehingga susu tadi tidak jadi terminum oleh beliau. Abu bakar lalu bertanya kepada pembantunya. Dari mana ia dapatkan susu itu. Si pembantu menjawab bahwa susu itu merupakan harta dari baitul mal. Maka jelaslah oleh Abu Bakar bahwa susu itu memang bukan dianggarkan untuknya tapi untuk rakyatnya.walau pun sebenarnya ia tidaklah mengapa jika meminumnya,tapi Allah memberikan penjagaan kepada Abu Bakar akan harta yang syubhat. Begitu pula rasulullah pernah dihidangkan kepada beliau daging kambing. Belum sampai daging tersebut ke kerongkongannya tiba-tiba beliau muntah tanpa sebab yang jelas. Setelah diusut ternyata daging tersebut berasal dari kambing milik seseorang yang dijual oleh istrinya tanpa sepengetahuannya. Harta yang syubhat. Dan Allah menjaga rasul-Nya dari makanan yang syubhat yang akan menjadi darah daging dan daya aktifitas kehidupannya.

Penjagaan Allah kepada hamba-hamba pilihan .Merupakan suatu anugerah yang bisa digunakan supaya kita terhindar dari bukan hanya maksiat ,bahkan untuk hal-hal yang subhat. Namun tidak setiap hamba-Nya yang diberikan anugerah seperti itu. Bagi kita yang merasa belum memilikinya dapat kita usahakan.dengan mencontoh perilaku hamba-hamba-Nya yang telah diberikan anugerah tersebut.

Ternyata hamba pilihan Allah adalah yang senantiasa menjaga diri,yang senantiasa memaksimalkan ibadahnya. Oleh karena itu maksimalkanlah ibadah kita kepada Allah.Agar hati ini bisa menjadi pembeda. Agar diri ini bisa menyesali maksiat sebelum melakukannya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalaamu'alaikum
Harta syubhat bisa datang dari mana saja. Buku bajakan, sistem operasi bajakan, lagu bajakan adalah beberapa diantaranya. Mari kita berusaha untuk menjernihkan airan darah, memurnikan input, dan mensucikan keluaran. Amin.

Wassalaamu'alaikum

Bacalah... mengatakan...

aslmw..
up g ad bhn lg ni..
skslian aj tar lpj immp masukin y..
huekekek..
af1,jzk
wsw

Dunia hanya singgahan sesaat

Yang akan kita tinggalkan

Dunia takkan berikan segalanya

karena dunia tak abadi

merugi.mp3

Arsip Blog